Latihan, Tahap 1, Pengertian Akan Tubuh Sendiri (Mengenal Diri Sendiri)

Aspek teknis adalah aspek yang sangat penting dalam latihan, ini adalah titik permulaan, dimana konsep untuk pembelajaran lebih lanjut diberikan agar seorang praktisi dapat memulai perjalanannya. Level teknis terwujud dalam tanren, proses belajar dalam bentuk repetisi. Seperti seorang sarjana pengembara, aspek teknis adalah peta bagi seorang praktisi, petunjuk untuk memulai, dan kemudian, untuk memilih jalan yang mereka rasa cocok untuk memenuhi tujuan mereka dan memahami tujuan hidup, untuk memahami hasrat dan batasan dari pikiran kita dan memungkinkan kita untuk menguasainya.

Di langkah pertama, akan sangat mudah bagi kita untuk menemukan betapa sulitnya tubuh bergerak dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu, secara khusus, gerakan-gerakan dalam Aikido. Jangankan tehnik, untuk sebagian besar pemula, bahkan untuk melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti ikkyo-undo relatif sulit, mengapa demikian? Karena kita tidak terbiasa melakukannya, walaupun simpel dan alami, tubuh kita terbelenggu oleh satu kebiasaan, menghafal gerakan. Menghafal gerakan membatasi fisik kita dalam beradaptasi terhadap satu set gerakan tertentu; kita membatasi potensi fisik kita dalam proses yang disebut “belajar” Kita harus mempelajari sesuatu sebelum tubuh kita terbiasa dalam melakukan sesuatu. Dengan semata menggantungkan diri pada hal ini, kita membatasi kemampuan kita untuk memahami, kita membatasi indera kita, membatasi kemampuan kita untuk merasakan, dan kemudian mengakibatkan proses belajar yang lambat.

Aikido mengeksplorasi kemampuan dari alam fisik kita, tapi bukannya menunjukkan apa yang tidak bisa kita lakukan; Aikido membuka pandangan kita terhadap semua kemungkinan. Semua gerakan dalam Aikido adalah gerakan alami, secara filosofis disebut sebagai gerakan alam semesta itu sendiri, jadi bagaimana mungkin gerakan-gerakan alami ini sulit untuk dilakukan? Karena budaya pikiran di zaman kita memiliki kecenderungan untuk menetapkan batas antara tubuh dan pikiran, karena kita tidak berkuasa atas gerakan, reaksi fisik dan refleks kita. Inilah mengapa kita tidak mampu memahami apa yang kita sebut “kemampuan luar biasa” Karena ketika kita melakukannya, pikiran tidak berada dalam kendali, malah kebalikannya, ia mengambil kendali atas kita, melakukan hal-hal yang membuat kita terperangah.

Serupa dengan meditasi, Yoga, Taichi dan sebagian besar praktek-praktek dari timur, Aikido adalah jalan pembebasan. Aikido mendidik pikiran untuk bebas, bebas dari batasan-batasan, bebas dari keraguan, dekat dengan alam dan sepenuhnya terharmoniskan. Aikido melatih kita untuk lebih merasakan, mempertajam indera melalui metode-metodenya. Dalam tahap pertama dari kesadaran, kita menyadari bahwa kita tidak memegang kendali penuh atas tubuh kita. Latihan akan menuntun kita lebih dekat pada kemampuan “pikiran atas tubuh” (mind over body). Dan ketika kita pada akhirnya mampu mengambil alih kembali kendali atas tubuh, ini juga merupakan titik awal pembebasan, kita akan tiba pada pemahaman mengenai fisik kita sepenuhnya, indera fisik akan menajam, kita mengenali sejauh mana tubuh kita dapat bergerak, mengerti ketika tubuh akan terserang penyakit, sensitif terhadap ancaman eksternal, dll.

Dalam Aikido, pembelajaran dilakukan melalui gerakan. Di tahap pertama, berlatih dengan lambat mengantarkan lebih banyak manfaat, ini akan lebih cepat membawa kita pada kesadaran akan gerakan, karena disaat kita bergerak dengan lambat, kita memiliki waktu lebih untuk merasakan gerakan kita, dan secara kontinyu mengingatkan pikiran untuk tidak memikirkan hal-hal yang sia-sia. Dalam proses ini, pikiran kita dapat merasakan sinyal-sinyal yang dikirimkan tubuh, gerakan-gerakan, bahkan apa yang dilakukan oleh organ dalam. Maka dari itu, hal tersebut tidak hanya bermanfaat dalam hal gerakan saja, tapi juga indera, latihan kemudian mulai mebawa manfaat dalam penajaman indera. Latihan dalam tahap tanren akan menuntun kita menuju ke kesadaran, tanpa bermaksud untuk membuat kita terperangkap dalam bentuk, tahap ini berperan sebagai gerbang, katalis untuk tujuan yang lebih tinggi. Dan yang perlu kita lakukan hanyalah membebaskan pikiran kita, untuk menjadikan segalanya mungkin.


Leave a comment